Kitab Undang-Undang Simbur Cahaya Ke Sultanan Palembang Klik disini
Kitab ndang-Undang ini disusun pada saat Ke-Sultanan Palembang diperintah oleh Pangeran Sido Ing Kenayan raja ke 9 ke-Sultanan Palembang, yang sangat menarik UU ini dibuat oleh Istri Beliau Ratu Sinuhun. UU ini demikian menghargai harkat dan martabat seorang wanita. Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya dimakamkan di 1 lir sabokingking Palembang
Makam Sabokingking merupakan makam raja-raja awal kerajaan Islam di Palembang, melainkan ada selama 500 tahun. Beberapa orang yang dikuburkan di sana: Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya, Ratu Sihuhun, Sido Ing Pasaeran, juga dikenal sebagai Jamaluddin Mangkuran saya (1630-1652), Imam Al Habib Al Arif Billah Umar bin Muhammad Al Idrus bin Shahab, Pangeran Ki Bodowongso (1622-1635), dan Panglima Kiai Kibagus Abdurachman. kuburan ini terletak di Sei Buah, timur II hilir, Palembang. Makam Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya tidak terlalu jauh dari kakek mereka, Ki Gede Ing Suro, yang terletak di Haji Umar Street, hilir I, Palembang. Ratu Sihuhun merupakan cucu Ki Gede Ing Suro. Di bawah pemerintahan Pangeran Sido Ing Kenayan, Ratu Sihuhun mampu menciptakan buku hukum yang disebut "Simbur Cahaya." Ini adalah hukum adat tertulis dan diterapkan di seluruh Sumatera Selatan. Ada juga pemakaman umum di sekitar daerah itu. Untuk mengakses tempat ini, kita dapat pergi melalui Jalan Sabokingking atau Arafuru Street. Makam Sabokingking merupakan makam tertua para raja dan keluarga kerajaan di Palembang.
Senin, 11 Juni 2012
UU Simbur Cahaya
Kitab Undang-Undang Simbur Cahaya Ke Sultanan Palembang Klik disini
Kitab ndang-Undang ini disusun pada saat Ke-Sultanan Palembang diperintah oleh Pangeran Sido Ing Kenayan raja ke 9 ke-Sultanan Palembang, yang sangat menarik UU ini dibuat oleh Istri Beliau Ratu Sinuhun. UU ini demikian menghargai harkat dan martabat seorang wanita. Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya dimakamkan di 1 lir sabokingking Palembang
Makam Sabokingking merupakan makam raja-raja awal kerajaan Islam di Palembang, melainkan ada selama 500 tahun. Beberapa orang yang dikuburkan di sana: Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya, Ratu Sihuhun, Sido Ing Pasaeran, juga dikenal sebagai Jamaluddin Mangkuran saya (1630-1652), Imam Al Habib Al Arif Billah Umar bin Muhammad Al Idrus bin Shahab, Pangeran Ki Bodowongso (1622-1635), dan Panglima Kiai Kibagus Abdurachman. kuburan ini terletak di Sei Buah, timur II hilir, Palembang. Makam Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya tidak terlalu jauh dari kakek mereka, Ki Gede Ing Suro, yang terletak di Haji Umar Street, hilir I, Palembang. Ratu Sihuhun merupakan cucu Ki Gede Ing Suro. Di bawah pemerintahan Pangeran Sido Ing Kenayan, Ratu Sihuhun mampu menciptakan buku hukum yang disebut "Simbur Cahaya." Ini adalah hukum adat tertulis dan diterapkan di seluruh Sumatera Selatan. Ada juga pemakaman umum di sekitar daerah itu. Untuk mengakses tempat ini, kita dapat pergi melalui Jalan Sabokingking atau Arafuru Street. Makam Sabokingking merupakan makam tertua para raja dan keluarga kerajaan di Palembang.
HUT RI Rimba Asam Bakal di Peringati dengan Sederhana
Rimba Asam, Pemerintahan kelurahan Rimba Asam berencana melaksanakan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke 67 Tahun.
pertimbagan ini yang disebabakan bertepatan dengan kegiatan keagamaan yaitu puasa dalam bulan romadhon, namun demikian Lurah Rimba Asam Sapran,S.Sos,M.Simengatakan kesederhanaan yang dimaksud adalah sesuai dengan dana yang akan didapat dengan bertepatan dengan puasa.
Kita telah melaksanakan musyawarah untuk memperingati HUT RI, yang dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, LPM, KT, LA dan ketua RT,RW,Lingkungan serta para undangan lainnya.
kita Fokus dengan kegiatan yang menyentuh Nyata masyarakat banyak, dengan dana yang seadanya.
Ketua Karang taruna Kelurahan Rimba Asam, sebagai masyarakat yang baik untuk menghargai perjuagan dan sejarah maka kita harus turut dalam memperingati dan mengisi kemerdekaan ini dengan baik dan bijaksana, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)